Berawal dari niatan bersama untuk berkunjung ke sebuah desa terpencil di
pojok kota Bandung,. Desa Jati Mekar Kab. Bandung Barat. Hand Phone berbunyi
nyaring bertanda panggilan masuk.
A : assalamualaikum wr wb
B : waalaikumsalam wr wb
A : bgaimna mas jadi tdak?
B : jadi 15 menit lagi saya jemput ya, jadi ikud tidak temanmu di bekasi?
A : jadi mas 2 orang
B : Oke segera berangkat dan kita antisipasi hujan akan mengguyur.
A : Siap mas sy tunggu kdtangan mu. Hati-hati di jalan.
15 menit berselang datanglah mas B untuk menjemput. Perjalanan pun
dimulai, Alhamdulilah sore itu ruas jalan tak sepadat hari biasanya.
“wwweeeeesssshhhh, spedometer menunjukkan kisaran di angka 90-100 km/jam.
Sekitar 1 jam pjalanan. 2 orang kawan piyek-piyek ikud dalam rombongan kami.
Hehehe
Sebelum sampai di desa, kita berhenti sejenak untuk melihat keindahan
waduk cirata yang konon adalh Pembangkit Listrik Jawa Bali. Sumber kemegahan
dari torehan pemerintahan orde baru kala itu. Sore itu langit nampak cerah, tak
seperti yang di bayangkan saat keberangkatan. Indahnya pemandangan sore itu
menambah ketakjuban bahwa kuasa Alllah membentuk gugusan keindahan di muka bumi
ini. Nampak dikejauhan 2 sumber mata air yang bercucuran dari tingginya tebing,
kumpulan air yang membentuk luasan waduk diapit oleh gunung gunung yang
berjurang dalam sehingga Nampak kecil sesuatu yang berada di bawah kejauhan.
”Apakah kamu
lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah
itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan
teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu
{33}”
(Q.S.
An-Nazi’at: 27-33)
Cukuplah sore itu menjadi obat penenang di tengah hiruk pikikknya ibu
kota, menjadi pelipur lara dimana hembusan nafas terasa nyaman dan tenang masuk
ke dalam saluranpernafasan. Hap hap hap., hari beranjak petang, mega merah ke
orange-an Nampak memberikan gerutan lukis yang menakjubkan.
Langkah pun kami lanjutkan,.,
Maka menjelang petang kami singgah di sebuah gubuk sederhana tempat
manusia memenuhi keinginan hayatinya untuk hidup.,., Makan –makan.,., ya Allah,
bisa di bayangkan dari pesan sampai makan kita harus menunggu skitar 1 jam-an.
Karena ikan masih hrus di potong, untuk gg pesan ayam. Klo pesan ayam harus
nggu d sembelih dlu. Biasanya begitu.,., hehe.,, Dan setelah turun dari shalad,
kami ber5 pun segera melanjutkan untuk mnyantap hidangan.,,,
Sesampainya di desa kita di sambut jalan terjal dan beceknya akses di
desa. Waktu menunjukkan 19,30. Cukup senang ketika sampai di tujuan. 100 m
kira2 kita berdiri terdapat keramaian dngan bazar nya.,., byangan masa kecil
muncul di kepala.Ingin menikmati namun
ada aktvtas lain yang harus di tuntaskan. diskusi yang akan dibincangkan malam
itu. Kita pun memulai membicarakan ini
itu.
Singkat cerita, saking menariknya perbncangan, tak terasa hari telah
malam.,., pukul 12.10 menit. Tak sadar karena kami harus melanjutkan prjalanan
menuju Jakarta kembali. Petualangan pun di lanjutkan, dengan mata yang sayup,
himpitan kedua kelopakmata sbnrnya sdah tak terbendung. Namun kami memutuskan
untuk tetap mlanjutkan prjalanan,., Sory.,., mas B yang nyetir karena Si A gg
bisa.,., (katanya sih begitu).,., di sepanjang perjalanan si A mencoba untuk
mngajak berbincang agar mas B tdak mngantuk.,., bhaya man klo ngantuk.,.,
akhirnya pun kami diskusi,., menceritakan apapun yang penting mata masih bisa
melek.,., Ealah.,., di suatu ketika.,., mas B Tanya si A menjawab yang tak
masuk akal.,., sangat berbeda.,.,
Akhirnya setelah beberapa KM d ruas jalan tol kami memutuskan untuk
istrahat sejenak,., rencana hanya 15 menit karena capeknya 120 menit kami
menikmati tidur sambil duduk,., ya tak apalah.,., perjalanan itu di tutup
sampai menjelang pagi., pukul 5 pagi kita tlah mengkahiri pjalanan semalam di
bandung.,.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar